Pentingnya Menguatkan Pondasi dalam Ilmu


Gambar: canva.com

Imam al-Ghazali mengatakan “Ilmu itu seperti bangunan, maka jangan engkau membangun atap sebelum menegakkan tiangnya”. Jika ilmu diibaratkan pohon. Pohon itu setidaknya ada tiga bagian dasar: Akar, batang, dan cabang. Jenis makanan yang diperoleh akar akan membentuk pertumbuhan cabang. Jika nutrisinya tidak mencukupi, cabang-cabang akan berkembang perlahan. Tetapi jika akar menemukan proporsi nutrisi yang optimal, pertumbuhan pohon juga akan tumbuh keseluruhan dan optimal. Namun, jika persediaan untuk akarnya beracun, maka pohon itu akan mati.

Diperkuat oleh pendapat al-Mawardi dalam Adab al-Dunya wa al-diin nya sebagaimana dikutip dalam pengantar cetakan ketiganya kitab Tadzkiratus Sami Wal Mutakallim nya Ibnu Jama'ah
"Ketahuilah bahwa setiap ilmu memiliki permulaan yang mengantarkan kepada akhirnya, dan memiliki pintu masuk yang mengantarkan kepada hakikatnya. Maka hendaklah pencari ilmu memulai dari permulaannya agar dapat sampai pada akhirnya, dan masuk melalui pintu-pintunya agar sampai kepada hakikatnya. Janganlah mencari yang akhir sebelum yang awal, dan jangan mencari hakikat sebelum melalui pintu masuknya, karena yang akhir tidak akan dapat dicapai, dan hakikat tidak akan diketahui. Sesungguhnya bangunan tanpa fondasi tidak dapat didirikan, dan buah tidak dapat dipetik tanpa penanaman."

Terkadang kita terus mengidamkan pohon yang tumbuh rindang, daunnya lebat dan berbuah banyak. Tapi kita lupa dengan akar yang menopang itu semuanya. Akar itu ibarat ilmu alat (al-Muqoddimaat). Penopang ilmu-ilmu cabang yang begitu banyak. Jika saat ini tidak ada cabang ilmu yang terlihat atau tidak ada yang kita kuasai, berarti akar kita belum kokoh, kekurangan nutrisi. Pondasi kita belum kuat.

Dalam tradisi islam, saya pernah membaca istilah pembagian ilmu dengan fardhu 'ain dan fardhu kifayah, fardhu ain adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh umat islam. Skill dasar yang harus kita miliki. Sedangkan fardhu kifayah adalah menjadi spesialis kita masing-masing yang setiap orang punya kecenderungan berbeda dengan yang lain. Di Barat, akhir akhir ini saya baru berkenalan dengan istilah liberal art dan ternyata setelah ditelusuri itu adalah sebagian yang mereka bawa dari tradisi islam yang fardhu ain, diantaranya grammar, logic dan retorika.

Kembali lagi, sudah sejauh mana dan sedalam apa akar kita, pondasi kita dalam ilmu? Jangan-jangan kita kebingungan dengan disiplin ilmu kita karena pondasi kita belum kuat. 

#MariTerusTumbuh
Baca Juga
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar